Minggu, 23 September 2012

F1 yang Spektakuler dan Ramah di Negeri Singa


Robert Cianflone/Getty Images

Singapura - Sejak pertama kali dihelat lima tahun lalu, GP Singapura menjadi salah satu atraksi terbaik dunia Formula 1. Tak cuma spektakuler, Negeri Singa juga tuan rumah balapan yang ramah.

Singapura telah menjadi sensasi di dunia otosport karena untuk pertama kalinya menghelat balapan jet darat di malam hari. Di akhir pekan di setiap menggelar lomba, Singapura menyulap dirinya sebagai kota negara yang menakjubkan.

Tak cuma panorama malam yang terang-benderang, dengan kincir raksasanya yang terkenal itu, GP Singapura juga menghadirkan beragam pesta. Setiap musim, mereka membawa penyanyi-penyanyi papan atas dunia untuk memeriahkan.

Jika tahun lalu ada Shakira dan Linkin Park, tahun ini mereka membawa antara lain Maroon 5 dan Katy Perry. Dan detiksport, yang tak pernah absen sejak 2008, ikut merasakan atmosfer yang spektakuler itu.



Tahun ini, bekerja sama dengan Telkomsel, saya mendapat kesempatan untuk kembali ke Sirkuit Marina Bay akhir pekan kemarin. Setelah mengurus akreditasi dan mengambil ID peliputan resmi dari FIA di Swisshotel The Stamford Sabtu (22/9) sore, saya bergegas ke sirkuit untuk melihat situasi pra sesi kualifikasi secara langsung.

Menjelang malam hari, saya teringat untuk melakukan wawancara dengan Rio Haryanto, pebalap Indonesia di GP2 yang membela tim Carlin. Dengan janji bertemu di Hospitality GP2 saya pun kemudian mencari tempat yang disebutkan tersebut.

Cukup lama berputar-putar dan bertanya kepada para penjaga dan beberapa petugas di sekitar sirkuit saya tak kunjung menemukan paddock tersebut.

Sampai pada akhirnya saya menemukan lokasinya -- masih sedikit tidak yakin -- karena tempatnya sedikit gelap, sempit dan sepi, saya memutuskan bertanya ke office engineering GP2.

Disitu terdapat seorang pria dan wanita yang tengah bekerja dengan laptop masing-masing. Si wanita bertanya "Yes, can I help you?" kemudian saya menjelaskan bahwa saya kesulitan mencari paddock tim Carlin.

Kemudian wanita berambut pirang tersebut bernama Alexa Quintin, head officer communication di GP2, langsung menawarkan bantuannya kepada saya. "Oh, you're Indonesian and you want to meet Rio Haryanto? Okay, give me two minutes and I'll take you there."

Setelah sampai di tempat tujuan, ternyata Rio tidak berada di tempat. Alexa kembali membantu saya dengan berbicara kepada manajer tim Carlin untuk mencari keberadaan pebalapnya.

Pada akhirnya saya pun tidak bisa bertemu dengan Rio di hari itu. Namun, berkat bantuan Alexa saya bisa membuat janji wawancara yang baru dan bertemu pada keesokan harinya. Selanjutnya, ia bahkan menawarkan bantuan jika sama membutuhkan sesuatu terkait balapan GP2, saya dipersilakan untuk mengirimkan surat elektronik kepada dia.

Keramahan GP Singapura juga terlihat di media center atau ruang khusus pers. Dengan sigap panitia setempat dengan ramah membantu kesulitan saya sampai benar-benar tuntas. (Baca hasil wawancara saya dengan Rio di sini).

Kala itu, saat hendak menulis berita, saya mengalami masalah di koneksi internet di netbook saya. Meskipun tersambung dengan WiFi setempat namun internet tidak bisa diakses.

Meja resepsionis media saya datangi dan saya menjelaskan masalah yang sedang saya alami. Seorang petugas perempuan memberikan arahan supaya saya memberi IT support di dalam ruangan.

Namun, saat saya hendak menuju meja para ahli jaringan internet tersebut, si petugas menawarkan untuk mengantar saya langsung. Begitupula dengan para IT Support yang dengan senang hati membantu masalah saya sehingga saya bisa bekerja dengan lancar.

Sepanjang pengamatan saya, Singapura menjadi tuan rumah yang sangat baik. Mereka melayani setiap orang yang berduyung-duyun untuk menyaksikan balapan, maupun festival-festival pendukungnya. Kedisiplinan yang telah menjadi ciri khas mereka, ditambah profesionalitas kerja yang terjamin, membuat saya yakin bahwa tidak ada satu pun orang yang tidak terkesan dengan GP Singapura.

Saya yakin pula, ini salah satu alasan kenapa Bernie Ecclestone begitu ngotot ingin menambah kontrak Singapura sebagai salah satu penyelenggara Grand Prix Formula 1. Singapura sebenarnya tidak terlalu "butuh" F1, karena tanpa itu pun pariwisata mereka sudah sangat besar. Buat mereka F1 lebih untuk menambah kuatbrand mereka di mata dunia -- bukan karena mereka butuh uang dari sana.

Dan kini, setelah mereka setuju dikontrak lagi oleh F1 dan Bernie Ecclestone-nya hingga 2017, maka Anda yang belum pernah menyaksikan langsung GP Singapura di Marina Bay, punya kesempatan baru untuk bisa merasakannya.







Via: F1 yang Spektakuler dan Ramah di Negeri Singa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar